Senin, 24 Februari 2020

BUDIDAYA IKAN LELE

BUDIDAYA IKAN LELE  (Clarias Sp.)

Oke guys Selamat malem balik lagi sama saya bima fajar, ya udah lama nih saya ga nulis di blog ini lagi, iseng iseng nih malem ini mau pos tentang budidaya lele yang sedang saya jalanin. duh daripada saya kayaknya kaku banget jadi aku sebutnya aku aja yaa. 

Oke jadi untuk budidaya lele malam hari ini aku akan cerita tentang persiapan lahan sampai tebar benih ya guys, aku bakalan cerita sesuai pengalaman budidayaku ya jadi ini pyur dari hasil lapangan bukan sekedar teori.

Persiapan Lahan dan wadah budidaya yang aku lakuin ga ada yang spesial jadi yang perlu sobat lakuin kalau sobat mau budidaya ikan lele adalah bersihin dulu kolamnya ya. kemudian setelah kolamnya bersih teman-teman bisa isi air kolamnya. O ya guys kolam yang aku gunain adalah kolam semen dengan ukuran 2x1 meter dengan kedalaman 80cm, nah airnya di isi sekitar 50 cm aja guys, lalu airnya kita aerasi dan di beri garam. garamnya garam krosok ya guys kurang lebih 1kg. tau ga sih fungsi dari garem krosok ini adalah untuk menghilangkan bakal penyakit yang ada di air, kemudian di aerasinya cukup kurang lebih 1 hari aja guys. Sumber air yang aku gunain adalah air sumur ya guys. Aku juga ga ngelakuin treatment aneh aneh di airnya ga aku kasih probiotik, molase, ataupun pupuk kandang yaaa.

Oke lanjut Ke tahap selanjutnya setelah di aerasi selama kurang lebih 1 hari kita siap tebar benih, benih lele yang aku tebar jumlahnya 2000 ekor ukuran 3 - 4 cm, nah untuk ikan lele atau si kumis ini pakannya pelet guys ukurannya f 1000 nah untuk proses penebaran aku lakuin aklimatisasi guys jadi proses aklimatisasi yang aku lakuin adalah aku buka plastik yang membungkus ikan lalu aku masukan ke dalam air dan aku beri aerasi ke dalam plastik yang berisi benih lele, sambil aku masukin air dari kolam, fungsinya sih biar si benih bisa beradaptasi dengan suhu dan keadaan air yang baru, kemudian aku biarin ikan lele kecil ini keluar sendiri dari plastiknya. 

Ok guys selanjutnya kita puasakan dulu ikan lelenya selama 1 hari supaya beradaptasi dulu dengan lingkungannya. baru di beri pakan dengan dosis 3 -5 % dari ikan per harinya. jadi ikannya aku timbang dulu dan aku sample guys untuk nentuin jumlah pakan yang harus diberikan. Oke sampai sini dulu ya, untuk cerita selanjutnya aku lanjut di lain waktu untuk proses pembesaran lelenya 

Thankyu Assalamualaikum wr.wb salam sukses selalu ke semua pembaca kuuu 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆

Rabu, 13 Desember 2017

TUGAS REWIEW JURNAL GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS



Suitable Location Map Of Floating Net Cage For Environmentally Friendly Fish Farming Development With Geographic Information Systems Applications In Lake Limboto, Gorontalo, Indonesia
Hasim, Yuniarti Koniyo, Faizal Kasim


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. menganalisis tingkat kesesuaian sistem penyaringan jaring apung untuk budidaya ikan di perairan Danau Limboto;
2.  menganalisis luas dan distribusi perairan Danau Limboto yang sesuai untuk budidaya ikan dengan sistem jaring apung (KJA).

Metode penelitian adalah integrasi survei dan laboratorium. Analisisnya adalah integrasi antara analisis multi kriteria dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Kesimpulan pada penelitian di jurnal ini adalah :
1. Ada delapan parameter fisika dan kimia yang diukur pada 16 stasiun yang menunjukkan berbagai nilai. Secara umum, hanya ada dua parameter yang memenuhi kategori 'sangat cocok' yaitu suhu dan DO.
2. Berdasarkan analisis GIS, perairan yang cocok untuk sistem budidaya sangkar berdasarkan marjinal yang sesuai adalah 8,03 ha (0,36%), sedangkan luas lahan tidak sesuai adalah sekitar 2.195,57 ha (99,64%);
3. Secara keseluruhan, kedalaman perairan Danau Limboto kurang dari 2 meter, sehingga tidak layak untuk pengembangan sistem budidaya sangkar budidaya ikan.
Menurut saya Jurnal diatas antara isi dan judul sudah sesuai , karena didalamnya antar tujuan mengenai analisis sistem penyaringan dan analisis luas dan distribusi apakah danau limboto cocok atau tidak ternyata menghasilkan bahwa danau limboto ini masih belum cocok untuk budidaya dengan sistem keramba jaring apung.

Source :
Hasim, Koniyo, Y. and Kasim, F. (2017). Suitable location map of floating net cage for environmentally friendly fish farming development with geographic information systems applications in lake Limboto, Gorontalo, Indonesia. AACL Bioflux, 10(2) : 254–264.


Kamis, 07 Desember 2017

NCBI Isolat PSJ 42 ( 1519 nukleotida)



Bacillus subtilis strain HXP-5 16S ribosomal RNA gene, partial sequence
Sequence ID: KX421348.1Length: 1452Number of Matches: 1

Alignment statistics for match #1
Score
Expect
Identities
Gaps
Strand
1672 bits(905)
0.0
910/912(99%)
2/912(0%)
Plus/Plus

Query  9    GGGCGTGCTATAC-TGCAAGTCGAGCGGACAGATGGGAGCTTGCTCCCTGATGTTAGCGG  67
            ||||||||||||| ||| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  8    GGGCGTGCTATACATGC-AGTCGAGCGGACAGATGGGAGCTTGCTCCCTGATGTTAGCGG  66

Query  68   CGGACGGGTGAGTAACACGTGGGTAACCTGCCTGTAAGACTGGGATAACTCCGGGAAACC  127
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  67   CGGACGGGTGAGTAACACGTGGGTAACCTGCCTGTAAGACTGGGATAACTCCGGGAAACC  126

Query  128  GGGGCTAATACCGGATGGTTGTCTGAACCGCATGGTTCAGACATAAAAGGTGGCTTCGGC  187
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  127  GGGGCTAATACCGGATGGTTGTCTGAACCGCATGGTTCAGACATAAAAGGTGGCTTCGGC  186

Query  188  TACCACTTACAGATGGACCCGCGGCGCATTAGCTAGTTGGTGAGGTAACGGCTCACCAAG  247
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  187  TACCACTTACAGATGGACCCGCGGCGCATTAGCTAGTTGGTGAGGTAACGGCTCACCAAG  246

Query  248  GCGACGATGCGTAGCCGACCTGAGAGGGTGATCGGCCACACTGGGACTGAGACACGGCCC  307
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  247  GCGACGATGCGTAGCCGACCTGAGAGGGTGATCGGCCACACTGGGACTGAGACACGGCCC  306

Query  308  AGACTCCTACGGGAGGCAGCAGTAGGGAATCTTCCGCAATGGACGAAAGTCTGACGGAGC  367
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  307  AGACTCCTACGGGAGGCAGCAGTAGGGAATCTTCCGCAATGGACGAAAGTCTGACGGAGC  366

Query  368  AACGCCGCGTGAGTGATGAAGGTTTTCGGATCGTAAAGCTCTGTTGTTAGGGAAGAACAA  427
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  367  AACGCCGCGTGAGTGATGAAGGTTTTCGGATCGTAAAGCTCTGTTGTTAGGGAAGAACAA  426

Query  428  GTGCCGTTCAAATAGGGCGGCACCTTGACGGTACCTAACCAGAAAGCCACGGCTAACTAC  487
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  427  GTGCCGTTCAAATAGGGCGGCACCTTGACGGTACCTAACCAGAAAGCCACGGCTAACTAC  486

Query  488  GTGCCAGCAGCCGCGGTAATACGTAGGTGGCAAGCGTTGTCCGGAATTATTGGGCGTAAA  547
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  487  GTGCCAGCAGCCGCGGTAATACGTAGGTGGCAAGCGTTGTCCGGAATTATTGGGCGTAAA  546

Query  548  GGGCTCGCAGGCGGTTTCTTAAGTCTGATGTGAAAGCCCCCGGCTCAACCGGGGAGGGTC  607
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  547  GGGCTCGCAGGCGGTTTCTTAAGTCTGATGTGAAAGCCCCCGGCTCAACCGGGGAGGGTC  606

Query  608  ATTGGAAACTGGGGAACTTGAGTGCAGAAGAGGAGAGTGGAATTCCACGTGTAGCGGTGA  667
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  607  ATTGGAAACTGGGGAACTTGAGTGCAGAAGAGGAGAGTGGAATTCCACGTGTAGCGGTGA  666

Query  668  AATGCGTAGAGATGTGGAGGAACACCAGTGGCGAAGGCGACTCTCTGGTCTGTAACTGAC  727
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  667  AATGCGTAGAGATGTGGAGGAACACCAGTGGCGAAGGCGACTCTCTGGTCTGTAACTGAC  726

Query  728  GCTGAGGAGCGAAAGCGTGGGGAGCGAACAGGATTAGATACCCTGGTAGTCCACGCCGTA  787
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  727  GCTGAGGAGCGAAAGCGTGGGGAGCGAACAGGATTAGATACCCTGGTAGTCCACGCCGTA  786

Query  788  AACGATGAGTGCTAAGTGTTAGGGGGTTTCCGCCCCTTAGTGCTGCAGCTAACGCATTAA  847
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  787  AACGATGAGTGCTAAGTGTTAGGGGGTTTCCGCCCCTTAGTGCTGCAGCTAACGCATTAA  846

Query  848  GCACTCCGCCTGGGGAGTACGGTCGCAAGACTGAAACTCAAAGGAATTGACGGGGGCCCG  907
            ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sbjct  847  GCACTCCGCCTGGGGAGTACGGTCGCAAGACTGAAACTCAAAGGAATTGACGGGGGCCCG  906

Query  908  CACAAGCGGTGG  919
            ||||||||||||
Sbjct  907  CACAAGCGGTGG  918



     Kelompok Bacillus subtilis terdiri dari delapan spesies yang terkait erat yang tidak dapat dibedakan satu sama lain dengan analisis urutan gen 16S rRNA. Oleh karena itu, gen gyrB, yang mengkodekan protein subunit B dari DNA gyrase, dipilih sebagai penanda filogenetik alternatif. Untuk menentukan apakah analisis urutan gen gyrB dapat digunakan untuk analisis filogenetik dan identifikasi spesies anggota kelompok B. subtilis, kesesuaian kelompok gyrB dengan sekuens gen 16S rRNA dan data hibridisasi DNA-DNA dievaluasi. Rentang gyrB nukleotida dan urutan urutan asam amino yang diterjemahkan di antara delapan tipe tipe masing-masing adalah 75,4-95,0% dan 88,5-99,2%, sedangkan sekuens gen 16S rRNA adalah 98,1-99,8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan gen gyrB memberikan resolusi yang lebih tinggi daripada sekuens gen 16S rRNA. Klasifikasi yang dicapai dengan analisis urutan gyrB sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan hibridisasi DNA-DNA. Disimpulkan bahwa gen gyrB mungkin merupakan sasaran alternatif yang efisien untuk identifikasi dan analisis taksonomi anggota kelompok B. subtilis.(1)

       Spesies Bacillus merupakan kelompok bakteri yang tersebar luas di tanah. Dengan identifikasi metode biokimia konvensional yang terperinci, pola plasmid dan sekuens rRNA 16S parsial. Semua isolat adalah Gram-positif, aerobik, dan motil, berbentuk oksidase-positif, berbentuk batang, bakteri pembentuk endospora. Isolat ini secara fenotipik diidentifikasi sebagai Bacillus. Polisakarida kasar dipisahkan dari supernatan dan diperiksa untuk kandungan sulfat. Semua strain Bacillus dicirikan oleh profil protein sel utuh menggunakan elektroforesis gel natrium dodesil sulfat-poliakrilamida (SDS-PAGE) dan analisis dendrogram menggunakan metode kelompok pasangan tertimbang PBB dengan algoritma rata-rata aritmatika (UPGMA). (2)
 
       Salah satu mikroorganisme antagonis yang menunjukkan hasil yang baik dalam pengendalian patogen penyebab penyakit adalah bakteri antagonis Bacillus subtilis yan keaktifannya dalam mengendalikan penyakit-penyakit pada berbagai komoditas telah banyak menunjukkan hasil yang baik. (3)

        Analisis gen 16S rRNA penting untuk mengetahui klasifikasi filogenetik dari genera dan spesies bakteri yang baru di ketahui serta untuk mendeteksi bakteri yang tidak dapat dibudidayakan. Amplifikasi PCR gen 16S rRNA dengan primer universal menghasilkan campuran ampli- kontra dari semua operon RNA dalam genom, dan data urutan umumnya menghasilkan rangkaian konsensus. (4)
        Bacillus subtilis menunjukkan sedikit perbedaan karakteristik biokimia, urutan gen 16S rRNA, dan pola produksi selulase dan xilanase. Bacillus subtilis memiliki aktivitas hidrolitik mikrokristalin selain aktivitas β-glukosidase, hemiselulase, dan endoglucanase. Strain ini saat ini digunakan di bidang pertanian sebagai suplemen pupuk. Bacillus subtilis terutama cukup efektif sebagai bahan persemaian organik. (5)

REFERENCE

1.        Wang LT, Lee FL, Tai CJ, Kasai H. Comparison of gyrB gene sequences, 16S rRNA gene sequences and DNA-DNA hybridization in the Bacillus subtilis group. Int J Syst Evol Microbiol. 2007;57(8):1846–50.

2.        Kh AS. Research Journal of Pharmaceutical , Biological and Chemical Sciences 16S rRNA Characterization of a Bacillus Isolates From Egyptian Soil and its Plasmid Profile . 5(1590).

3.        Muis A, Djaenuddin N, Nonci N. Evaluasi Lima Jenis Inner Carrier Dan Formulasi Bacillus Subtilis Untuk Pengendalian Hawar Pelepah Jagung ( Rhizoctonia Solani Kuhn ). JHPT Trop. 2015;15(2):164–9.

4.        Hakovirta JR, Prezioso S, Hodge D, Pillai SP, Weigel LM. Identification and analysis of informative single nucleotide polymorphisms in 16S rRNA gene sequences of the bacillus cereus group. J Clin Microbiol. 2016;54(11):2749–56.

5.         Kim Y-K, Lee S-C, Cho Y-Y, Oh H-J, Ko YH. Isolation of Cellulolytic Bacillus subtilis      Strains from Agricultural Environments. ISRN Microbiol [Internet]. 2012;2012:1–9. Available from: http://www.hindawi.com/journals/isrn/2012/650563/ 


BUDIDAYA IKAN LELE

BUDIDAYA IKAN LELE  (Clarias Sp.) Oke guys Selamat malem balik lagi sama saya bima fajar, ya udah lama nih saya ga nulis di blog ini...